3 Alasan Kenapa Zionis Israel Menyerah
Mengapa Zionis akhirnya menyerah? Berikut 3 catatan penting di balik menyerahnya Zionis Israel seperti dirilis sahabatalaqsha.com:
RAKYAT YAHUDI ZIONIS SEMAKIN MERASA GAGAL DAN KETAKUTAN
Senin (25/8), Netanyahu dan kabinetnya rapat lagi untuk membicarakan gencatan karena mereka sudah terpaksa. Berbagai kerusakan besar sudah terjadi akibat roket-roket Hamas, termasuk tewasnya seorang bocah bernama Daniel Tregerman – 4 tahun. Bocah suci ini tinggal di Nahal Oz di pinggiran perbatasan Gaza yang paling sering dihujani roket. Dalam sehari hujan roket Mujahidin ke berbagai kota, bahkan yang jauh seperti Haifa, merusak banyak sekali aktivitas sosial dan ekonomi warga Yahudi.Dukungan terhadap perang terhadap Gaza ini sudah merosot – dari 82 persen di awal agresi selama 51 hari ini, turun jadi 38 persen. Netanyahu semakin tidak populer. Kenapa?
Karena rakyatnya menyadari, kalau sekedar membunuh dan membunuh tidak berhasil menghentikan Mujahidin. Sudah jelas, pembantaian demi pembantaian tidak berhasil mematahkan kokohnya persatuan rakyat dan kepemimpinan Hamas.
Netanyahu kebingungan hendak berbuat apa terus saja memerintahkan pembantaian. Bukan perang seperti ini yang diinginkan rakyatnya: Mereka ingin perang yang langsung mematikan Hamas dan menaklukkan Gaza sehingga kembali di bawah penjajahan mereka. Ini gagal total. Rakyat Yahudi Zionis menyadari, janji Netanyahu akan “mengembalikan quiet and security” sudah gagal – perang 7 minggu membuat mereka terus menerus tak aman, dan mereka sadar meneruskan perang tidak akan mengembalikan quiet and security itu.
MUJAHIDIN TERNYATA MAMPU BERTAHAN LAMA DAN BAHKAN BERTAMBAH KUAT
Sudah 7 minggu, Al-Qassam dan para Mujahidin Perlawanan lainnya masih mampu terus berperang dan bahkan sudah mulai mengadakan serangan bersama. Hari ini (26/8), misalnya, Al-Qassam melancarkan roket bersama dengan Detasemen Al-Quds.Semakin lama, derajat kerusakan yang dilancarkan oleh Al-Qassam semakin serius – dibandingkan di hari-hari pertama perang Ashful Ma’kul ketika satu roket yang mengenai rumah seorang Yahudi mungkin hanya sekedar memecahkan jendela.
Dalam beberapa hari terakhir ini, foto-foto kerusakan lebih serius sperti mobil dan rumah yang hancur sudah mulai bermunculan sehingga orang yang mengamati akan tahu: kualitas persenjataan yang dipakai oleh Qassam semakin powerful.
Bukan tak mungkin ini adalah taktik perang Mujahidin: yang ditembakkan di awal-awal perang adalah yang hanya akan bikin ‘Israel’ kelabakan dan panik gunakan rudal-rudal intersepsi Iron Dome yang sangat mahal sampai akhirnya ‘Israel’ mulai kehabisan persenjataan.
Begitu kelihatan mulai kewalahan, barulah Mujahidin gunakan roket-roket yang jauh lebih perkasa sehingga sampai ke Tel Aviv dan Haifa dan sebabkan kerusakan serius.
Hamas beberapa tahun lalu dianggap sekedar “sekelompok teroris amatir” dengan roket dari pipa paralon. Tapi di awal perang Qassam langsung memberikan kejutan demi kejutan bukan saja berupa persenjataan baru tapi juga berbagai taktik militer yang tak pernah diduga sama sekali oleh Zionis termasuk mengimkan pasukan ke belakang garis musuh dan membunuh sekian banyak tentara.
Jangan lupa: sampai sekarang masih ada serdadu zionis bernama Shaul Oron yang ditangkap dan berada dalam tawanan Al-Qassam. Rahasia Total.
ISRAEL KINI SERBA TERJEPIT DAN TAK PUNYA ALTERNATIF SELAIN GENCATAN SENJATA
Posisi Israel saat ini serba terjepit: Mau lakukan serangan udara terus berarti habiskan persenjataan mereka sementara kiriman baru dari AS belum datang. Mau terus menangkis roket Mujahidin juga habiskan arsenal mereka.Mau lakukan lagi serangan darat sama saja dengan bunuh diri karena hampir 100 persen dari seluruh serdadu Zionis yang mati itu benar-benar mati saat perang darat lawan Mujahidin. Jumlah serdadu mati yang mereka akui sendiri ada lebih dari 300 orang. Jumlah yang disiarkan Kantor Berita Syahab hampir 500 orang. Seratus diantaranya bunuh diri.
Al-Qassam berhasil pula membuat Zionis Israel ‘mati tagak’ (mati berdiri, kata orang Minang). Persenjataan senilai miliaran dolar sudah mereka habiskan sampai harus mengemis-ngemis minta dikirimi arsenal baru dari US. Ekonomi hancur berantakan: sejumlah penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Ben Gurion harus dibatalkan. Pariwisata langsung layu. Banyak orang Yahudi memilih segera liburan meninggalkan ‘Israel’ yang selama ini dijual dan dipromosikan sebagai tempat ‘hijrah’ orang Yahudi dari seluruh dunia.
Dalam sejarahnya, belum pernah Zionis Israel kalah setelak ini. Tidak ada satu orang pun Yahudi di tanah Palestina yang mereka jajah itu percaya bahwa mereka dalam keadaan aman. Semua orang Yahudi di tanah jajahan mereka sadar, mereka dalam keadaan bahaya dan sewaktu-waktu dapat menjadi mangsa roket Mujahidin. Mujahidin Hamas berhasil menjadikan warga Yahudi sekarang ini merasa stress ketakutan di rumah dan tanah yang mereka rampok sendiri sejak 1948.
Pilihan mereka hanyalah menghentikan blokade atas Gaza dan pada waktunya menghentikan penjajahan atas Palestina (yang sekarang belum kelihatan tapi sudah nampak tunas-tunasnya karena pergolakan rakyat Palestina di Occupied Territory sudah makin subur).
Pada Selasa (26/8), Dr Musa Abu Marzuq dan kawan-kawan kembali ke meja perundingan dan Allah izinkan berhasil mendesakkan formulasi gencatan senjata yang disebutkan di atas.
Kalau ada anggapan, gencatan senjata kali ini karena Netanyahu didesak sana-sini termasuk AS, maka kita bisa mengatakan: Gencatan ini adalah kemenangan dari Allah bagi para Mujahidin yang berhasil memaksa ‘israel’ mencari gencatan senjata.
Kabar baik yang paling benar hanya dari Allah:
“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (terjemah Kalimat Allah dalam surat Aali Imran ayat 126)Maha Benar Allah atas Segala Kalimat-Nya. [Sahabat Al-Aqsha]
Belum ada Komentar untuk "3 Alasan Kenapa Zionis Israel Menyerah"
Posting Komentar