Jalan ke Madinah 1 : Berawal dari Obrolan Telepon bersama Ibu

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Ini merupakan bagian pertama dari tiba di UIM. Kisah ini di hadapan pembaca direspon 2;

Respon Pertama, dianggap tidak penting dan tidak perlu diceritakan. Dengan hujjah; buat apa Antum nyeritain kisah Antum, gak manfaat?! Mending nulis faidah pelajaran selama di UIM!!

Respon Kedua, dianggap penting. Buktinya banyak yang kontak admin tanya; Antum dulu muqobalah kapan, dimana?? Soalnya apa aja? Berapa lama nunggu pengumumannya? Setelah diterima, berapa lama hingga berangkat?

Inilah beberapa hal yang luput dari pengetahuan Para Responden Pertama Yang Mulia. Mereka tidak tahu, bahwa di luar sana banyak orang yang ingin tahu apa saja perjalanan mahasiswa UIM sebelumnya dan banyak info yang mereka butuhkan. Dan setau admin sih sebetulnya fungsi blog ketika awal dirilis adalah sebagai pengganti buku catatan harian atau diary, bukan ceramah. Setelah tokoh Islam mulai tau internet, barulah dakwah ditulis di blog-blog dan website. Namun saya rasa tidak perlu mempermasalahkan yang menggunakan blog sesuai fungsi awalnya, yaitu diary! Toh nyatanya banyak orang yang mengambil maanfaat dari tulisan admin!

- - - - -

Sejak bersekolah di tingkat SMA, sebenarnya aku sudah berkeinginan untuk menuntut ilmu di luar negeri, khususnya menuntut ilmu Islam di Timur Tengah. Beberapa negara dan nama universitas pun sudah melekat dibenakku. Namun sayangnya saat itu aku belum menemukan link untuk bisa mewujudkan cita-cita itu.

Akhirnya setelah lulus dari Jurusan Bahasa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Palangka Raya aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. 2 keistimewaan yang mendorongku untuk memilih kampus ini adalah karena di UIN Malang ada Ma'hadnya (Pesantren) dan ada program khusus bahasa Arabnya.

Tiga bulan sejak aku mulai berumah tangga, eh berkuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, bulan Desember 2012 di siang hari, di lantai teratas (jangan dikira tempat yang super indah, nyatanya tempat jemuran kok) Gedung Asrama Ibnu Rusydi Ma’had Sunan Ampel Al-‘Aly UIN Maliki Malang, seperti biasanya aku mengobrol dengan Ibuku melalui pesawat jet, eh pesawat telepon maksdunya. Kok pesawat sih, emang telepon bisa terbang?? ane juga kagak tau ah, sering denger orang ngomong gitu.. bye the way (ini apa lagi artinya??), ini ceritanya mau dilanjutin ape kagak nih??

Yups cerita kita lanjutkan saat Sang Pangeran lagi ngobrol sama Ratu. Bil, ini ceritanya kok nyasar ke Pangeran dan Ratu? Eitss sabar dulu bro, ane jelasin ya.. Sang Pangeran itu ane, loe gak liat gue kan keren kayak pangeran?? (Buset.. PD banget nih orang..) Ratunya otomatis Ibu ane.. | Terserah loe deh..

Jadi di siang itu ane lupa, entah ane yang nelpon atau Ibu ane yang nelpon, pokok’e joget.. eh salah lagi, pokoknya siang itu ane ngobrol sama Ibunda tercinta.. Bicarain apa sih?? Mau tau aja apa mau tau benget nih?? Kamu kepo deh.. Wkwkwk..

Siang itu aku dan Ibu tentunya saling bertanya kabar, Ibuku bertanya tentang kabarku, dan aku pun bertanya kabar Ibu, Ayah, dan keluargaku lainnya yang ada di Kota Palangka Raya. Setelah beberapa lama mengobrol, Ibuku bilang bahwa anak dari teman beliau ada yang kuliah di Madinah.

Saat itu beliau memang tidak memberi info secara jelas tentang nama kampusnya apa dan bagaimana cara pendaftarannya. Beberapa hari kemudian, aku mulai mencoba untuk Searching di Google (tempat apa’an tuh??) dengan keyword “beasiswa madinah” atau yang mirip-mirip itu lah, ane udah lupa kejadiannya 3 tahun lalu sih..

Dari hasil pencarian itu, ane akhirnya nemu calon istri yang cocok, eitss.. maksudnya nemu informasi tentang kampus yang di Madinah itu, namanya Universitas Islam Madinah. Saat itu juga aku menemukan bagaimana cara pendaftaran, syarat pendaftaran, tempat dan waktu muqobalah (ini bukan nama makanan Arab lho) di tahun 2012.

Dari situ aku mulai tau bahwa dia memang terbaik untukku… heeeh kok nulisnya nyasar lagi sih??? Maklum lagi merindukan datangnya jodoh sehidup semati, Wkwkwkwk.. Dari situ aku mulai tau bahwa muqobalah/tes lisan Universitas Islam Madinah (UIM) diadakan setiap tahun sekali. Untuk tahun 2012 lalu muqobalah diadakan di 4 tempat, yaitu; (1) Pondok Pesantren Darun Najah Jakarta, (2) Pondok Pesantren Daarussalaam Gontor Ponorogo, (3) Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, dan (4) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Setelah mengetahui beberapa informasi itu, aku pun memberitahukan kepada Ibu tentang perasaanku kepada gadis itu, ehem.. beasiswa kuliah di Madinah itu. Aku berharap semoga saja kelak gadis itu menerima lamaranku… ????!!!! Semoga saja tahun depan (2013) muqobalahnya akan diadakan di UIN Malang lagi, agar aku nggak perlu pergi jauh meninggalkan dirinya. Hah dirinya? Siapa? UIN Malang. Biar gak harus izin kuliah berhari-hari untuk ikut tes lisan itu.


{Madinah, 14 Rajab 1436 H / 03 Mei 2015 M}
Copyright @ Ahmad Bilal Almagribi
Mahasiswa Fakultas Syari'ah, Universitas Islam Madinah

Sumber http://www.santrinabawi.com/

Belum ada Komentar untuk "Jalan ke Madinah 1 : Berawal dari Obrolan Telepon bersama Ibu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel