Sikap Apresiasi terhadap Keunikan Tari Kreasi Nonetnik
Apresiasi adalah kegiatan pemberian penilaian pementasan baik berupa penghargaan, pujian, tepuk tangan, atau ikut aktif berpartisipasi mengamati jalannya pementasan.
Bentuk tulisan hasil apresiasi tidak ada ketentuan khususnya. Gaya tulisan dapat berupa pemaparan esay. Untuk menguatkan uraian yang kalian susun, dapat dilakukan dengan mencantumkan pendapat para ahli di bidang seni pertunjukan tari.
1. Tahap-Tahap Mengapresiasi
Tahap-tahap yang perlu diketahui dan dilatih dalam membuat tulisan dan uraian hasil mengapresiasi sebuah pertunjukan tari di antaranya adalah sebagai berikut.
- Susun tulisan secara sistematis berdasarkan tata urutan pertunjukan tari yang diamati (awal, tengah dan akhir).
- Usahakan untuk mendapatkan data-data pribadi tokoh tari dan koreografernya, penarinya, pemusiknya, dan penata musiknya.
- Amati dan tulis seluruh properti yang digunakannya.
- Tata ruang gerak atau susunan koreografinya.
- Warna musiknya.
- Bagian akhir garapan (durasi waktunya).
Bentuk tulisan hasil apresiasi tidak ada ketentuan khususnya. Gaya tulisan dapat berupa pemaparan esay. Untuk menguatkan uraian yang kalian susun, dapat dilakukan dengan mencantumkan pendapat para ahli di bidang seni pertunjukan tari.
2. Keunikan Tari Kreasi Nusantara
Khazanah kebudayaan Nusantara tidak hanya terdiri atas kekayaan yang asli muncul dari berbagai etnis di seantero Nusantara, tetapi juga hasil percampuran budaya asli etnis Nusantara dan budaya luar.
Hal tersebut pun terjadi dalam khazanah seni tari Nusantara. Seni tari Nusantara pun dipengaruhi seni dari luar negeri memperkaya khazanah seni tari Nusantara, khususnya seni tari nonetnis Nusantara.
a. Tari Poco-Poco
Tari Poco-Poco adalah tarian mulai dikenal sekitar tahun 1990an dan puncak kepopulerannya sekitar tahun 2001. Tarian ini biasanya ditarikan pada suasana bersuka ria atau bahkan untuk berolahraga. Tarian ini berasal dari daerah Maluku, tepatnya Kota Ambon, tarian ini termasuk kedalam jenis tari pergaulan, gerakan tari ini didominasi oleh pola langkah dengan variasi pengolahan ruang yang selalu berganti arah.
Lagu pengiring yang sangat populer adalah lagu Poco-Poco (Arie Sapullete), namun sebenarnya dapa juga menggunakan lagu-lagu lain.
b. Tari Komposisi
Tari komposisi yang akan kita pelajari merupakan bentuk dari tari modern atau teri kontemporer Indonesia biasanya merupakan gabungan dari unsur-unsur budaya setempat dengan unsur budaya dunia. Ada pula yang sepenuhnya menampilkan unsur budaya dunia.
Ciri khas tari kontemporer Indonesia adalah menyajikan tema, bentuk yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini. Jika tari kontemporer cirinya menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal, sedang menjadi sorotan saat ini, namun tari modern belum tentu menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal saat ini.
Gerakan dasar dari tari komposisi bisa diambil dari pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang penataan sebuah karya tari, serta gambaran umum tentang teknik-teknik gerak.
Anda dirangsang tentang image-image melalui pemilihan, peniruan, interpretasi, pengolahan, perubahan dan pengembangan desain-desain gerak yang tidak saja dipikirkan tetapi harus dilakukan dengan gerakan-gerakan tubuh.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara eksplorasi, improvisasi, dan menciptakan tarian untuk sebuah seni pertunjukan.
Ada beberapa latihan dasar dalam melakukan tari komposisi, antara lain sebagai berikut.
- Latihan gerak kepala, tangan, badan, dan kaki untuk menumbuhkan kesadaran bahwa seluruh anggota badan merupakan sumber gerak tari.
- Latihan bergerak dengan ritme untuk tujuan memperkenalkan dan membiasakan menanggapi birama, tempo, dan frase dalam musik iringan tarinya.
- Latihan bergerak dengan arah untuk tujuan membiasakan anak dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari.
2. Keunikan Tari Nonetnik Hasil Kreasi Didik Nini Thowok
Berikut beberapa tarian kreasi yang diciptakan oleh Didik Nini Thowok.
a. Tari Topeng
Tari topeng yang dibawakan Didik Nini Thowok menggunakan dua topeng berkarakter kontras di kepala, satu topeng dikenakan pada wajah, dan yang lain di kepala bagian belakang. Dengan adanya imajinasi yang hebat dan teknik yang unik, Didik Nini Thowok mampu menarikan peran topeng di kepala bagian belakang dengan tubuh dan wajah asli membelakangi penonton.
Sudah barang tentu, dalam komposisi tari serupa itu, ruang gerak tangan yang biasanya berada didepan dada harus dialihkan ke depan punggung, posisi tubuh melengkung ke belakang dari arah wajah akan menghasilkan efek sebaliknya bila dipandang dari arah belakang kepala, yaitu membusung.
Agaknya Didi Nini Thowok memang telah menjatuhkan pilihan spesialisnya pada ulang-alik karakter ganda, dari laki-laki ke perempuan, dari tipe karakter satu ke tipe karakter lain, dan dari arah hadap wajah ke arah hadap punggung.
b. Tari Persembahan
Dengan bantuan dan bimbingan guru-gurunya itu, pada pertengahan 1971, Didik berhasil menciptakan koreografi tari sendiri, yang diberi judul Tari Persembahan, yang merupakan gabungan gerakan tari Bali dan Jawa. Inilah tarian pertama yang diciptakan Didik, yang ternyata menjadi awal dan sekian banyak kreasi tari yang diciptakannya di masa depan.
c. Tari Batik
Dalam acara syukuran lulus SMA (1972), Didik tampil menari membawakan tari Batik. Di sinilah untuk pertama kalinya Didik tampil sebagai penari wanita. Berkebaya dan bersanggul, dengan luwes ia memamerkan gerakan-gerakan tari yang juga merupakan hasil karyanya sendiri itu.
Sumber https://materiku86.blogspot.com/
Belum ada Komentar untuk "Sikap Apresiasi terhadap Keunikan Tari Kreasi Nonetnik"
Posting Komentar