5 Dosa Suami Terhadap Istri Yang Sering Dilakukan


Assalamualaikum sobat pengunjung setia IndoINT.com, semoga sehat selalu dan diberkahi. Pada kali ini saya memposting artikel yang tidak seperti biasanya. Jika kamu sering kunjung dan baca-baca di perpustakaan pribadi saya ini pasti kamu akan disuguhi beberapa tulisan yang memang berat-berat. Namun kali ini tidak, walaupun tidak berat tapi ini penting.

Kategori kali ini adalah Keluarga. Yaelah, bang Zulfan emang uda berkeluarga gitu, nulis bab keluarga? ya belum, tapi kan tidak apa-apa. Sebenarnya topik keluarga ini sudah ada postingan sebelumnya, walaupun masih beberapa bisa dihitung jari.

Kita menulis bab keluarga, sebagai blogger kita beri artikel yang bermanfaat apalagi ini urusan keluarga loh. Banyak keluarga yang ambruk gara-gara mereka sebelum berkeluarga belum memahami dulu ilmu kekeluargaan. Semakin kita banyak tahu ilmu-ilmu kekeluargaan seperti ini maka semakin sakinah, mawaddah, warahmah keluarga kita in sya Allah.

Dan secara pribadi juga untuk ilmu dan bekal diri sendiri untuk masa depan. Dari pada baca sendiri, kan lebih bagus juga kita sebarkan ilmu-ilmunya. Jadi bang Zulfan suka baca-baca buku gitu ya? engga, apa yang menarik saya baca. Kebetulan juga baca bab ini jadi ga ada salahnya dong kita berbagi? mana tau dari pembaca ini ada yang mau nikah beberapa hari atau bulan lagi, ciee ciee nikah ciee.. undang dong.

Judul artikel ini lebih kurang seperti sobat baca diatas lah, bang trus kenapa gitu judulnya? ya, kalau saya seorang wanita juga bakal nulis kebalikannya. Tapi kebutulan saya itu cowok, jadi harus singkron lah. Tapi tenang, saya akan nulis juga untuk ceweknya juga lah biar adil.

Nah, sobat-sobat kita tahu bahwa suami itu adalah pemimpin keluarga. Dan istri itu ajudan yang harus patuh sama suaminya. Neraka itu dipenuhi sama wanita bukan karena mereka durhaka kepada Allah, tapi ternyata karena mereka kufur sama suaminya.
“ … dan aku melihat Neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Para sahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah?” Baginda s.a.w menjawab : “Kerana kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Baginda menjawab : “Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) nescaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari)
Walaupun demikian, Presiden kalau bersalah juga berdosa, raja yang berdosa juga dihukumi oleh Allah, begitu pula para suami-suami. Suami itu panutan kekasihnya, istri dan anak-anaknya. Oleh karenanya, tugas suami itu berat. Sebagai suami harus bisa membawa bahtera rumah tangganya itu ke tujuan yang tepat. Makanya suamipun harus banyak-banyak instrospeksi diri.

Berikut adalah beberapa dosa yang rentan dilakukan oleh para Suami. Yaa, walaupun saya belum disebut suami tapi ini hasil dari bacaan saya, artinya postingan ini bukan karena pengalaman saya tetapi dari wawasan yang saya punya dari beberapa bacaan.

1. Tidak Mengajarkan Agama Pada Istri

Menafkahi istri itu wajib termasuk juga nafkah batin seperti mengajarkan ilmu-ilmu agama. Katanya mau istri solehah? oleh karenanya ajari mereka agama, ajari mereka menjadi mar`atus sholehah (Istri Solehah). Karena dengan mengajari mereka agama dan mengajari mereka menjadi Istri yang baik, maka kita akan menutup jalan neraka untuknya. Tidak hanya untuk istri, tapi juga untuk anak-anaknya kelak.

Allah berfirman yang maksudnya :
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At Tahrim ayat 6)
Imam At-Thabari (rahimahullah) menyatakan di dalam tafsirnya : “Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari Neraka.

Ibnu Abbas r.a juga mentafsirkan ayat ini : “Beramallah kamu dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kamu untuk bermaksiat kepadaNya dan perintahkan keluarga kamu untuk berzikir, nescaya Allah menyelamatkan kamu dari Neraka.

Jika seperti itu, maka carilah suami yang mengerti urusan agama supaya tidak menyesal kelak. Op, ini bukan provokator loh! artinya untuk kamu-kamu yang laki, kita harus terus memperbaiki dari dan membekali diri dengan ilmu-ilmu agama. Karena nikah itu bukan resepsi dan honeymoon tapi juga madrasah untuk mengajarkan mereka ilmu-ilmu agama dan duniawi.

2. Tidak Memberi Nafkah (Belanja) Untuk Istri

Selain nafkah batin, nafkah berbentuk belanja juga diperlukan untuk Istri apalagi suami adalah tulang punggung keluarga. Artinya suami itu harus mengetahui apa kebutuhan keluarganya. Banyak diluar sana suami-suami yang dengan  teganya menelantarkan istri-istrinya dan anak-anaknya. Inilah kenapa butuh kematangan sebelum berkeluarga.

Coba lihat istrimu itu, dia memang bukan bidadari yang seperti kita idam-idamkan. Dia hanyalah seorang wanita yang telah rela meninggalkan kedua orangtuanya untuk hidup mengabdi pada suami, bahkan rela mengandung anak dan melahirkannya untuk sang suami, namun diperlakukan seperti binatang peliharaan yang terabaikan dengan tidak diberi nafkah lahir.

Rasululluah bersabda:
'Seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya." (HR.Abu Dawud no.1442, Muslim, Ahmad, dan Thabarani)
Apa yang menyebabkan kamu tidak lagi mempedulikannya? bukankah dulu kamu yang mengejar-ngejar dia untuk janji dapat hidup bersama?. Jika kamu merasa Istrimu kurang cantik bawalah ia keperawatan wajah, ajak dia ke salon, belikan dia baju serta perhiasan dan bekali ia agar dia tampak cantik didepanmu. Jika dia berlaku kasar, ajari dia untuk menjadi istri yang baik.

3. Tidak Merasa Cemburu Pada Istri

Istri bersolek, keluar kesana-kemari, jalan sana-sini tidak cemburu?. Posesive dong? bukan, bukan berarti kalau cemburu itu suamimu itu posesive. Menurut saya sendiri cemburu itu cinta.
Tanda cinta itu adalah cemburu, hilangnya rasa cemburu maka hilangpula rasa cinta
Iya, jika kamu mau tahu apa pasanganmu itu masih cinta padamu coba lihat semana ia cemburu denganmu. Kalau dia tidak cemburu lagi, maka waspadalah. Suami yang cemburu pada istrinya tanda ia masih sayang sama kamu. Ingat panas-panasnya cinta itu hanya bertahan 4 sampai 6 bulan, selebihnya hanya rasa kasih sayang yang membuat keluarga itu bertahan.

Seorang suami harus cemburu saat istrimu keluar kesana-kemari, ngomong dengan lelaki lain tanpa mahram. Dan Istri yang seperti itu jika membuat suaminya cemburu maka ia telah durhaka, mohonlah maaf kepada suamimu sampai ia ridha.
“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)
Dan suami yang tidak cemburuan kepada istrinya adalah suami yang kelak pada hari akhirat tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat.
“Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts” (H.R. An-Nasa’i dinilai ‘hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah : 674)
Dayyuts adalah suami yang tidak cemburuan kepada istrinya. Seorang suami atau bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk dalam keluarganya (Lihat Fathul Baari, 10/406).

Ada seseorang yang mengeluh, katanya; sebelum aku menikahi istriku, seolah-olah istriku itu wanita tercantik yang pernah ada di muka bumi. Namun setelah menikah, aku merasa istriku sama saja dengan wanita lain. Selang beberapa tahun, aku merasa wanita lain lebih cantik dari istriku. Dan sekarang aku merasa istriku lebih buruk dari semua wanita yang ada.

Jika kamu punya prasaan seperti itu kamu harus beristighfar dan lalu menjaga pandangan (ghaddul bashar). Lalu jumpailah istrimu dan peluklan ia, peluk dengan erat wanita yang dulunya engka kejar-kejar, wanita yang engkau anggap wanita paling cantik didunia, lupakah itu?. Lihatlah bagaimana baktinya kepadamu.

Sabda Rasul:
“Jika engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu. Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal seperti yang dimiliki oleh wanita itu.” (HR. Tirmidzi)
Manusia itu tidak akan pernah puas dan selalu tamak. Selalu ingin lebih, maka jalan untuk menyelesaikannya adalah dengan sifat ridha dan qanaah. Bersukur telah dianungrahkan Istri yang begitu setia kepadamu, walaupun kamu masih belum sepenuhnya setia, masih jelalatan kemana-mana.

4. Menyakiti Istri

Menyakiti itu bisa artian sakit fisik maupun batin. Menyakiti secara fisik seperti menganiaya istri, memukul dengan berlebihan walaupun hanya sekedar sebagai pelajaran, menampar istri, mendzalimi istri dan sebagainya yang berhubungan dengan fisik. Menyakiti secara batin seperti hilangnya rasa peduli dan cemburu untuk istri, hilangnya rasa kasih dan sayang, perginya rasa cinta, menghardiknya, berprasangka buruk kepada istri, tidak memberikan hak istri, interaksi yang buruk dan sebagainya.

Dalam ibarat mengatakan bahwa istri itu terbuat dari tulang rusuk suami, tegakah kamu menyakiti tulang rusukmu?. Istri itu bukan ditempatkan di kaki sebagai alas, bukan dilengan sebagai suruhan, dan tidak pula dikepala yang dijunjung berlebihan. Istri itu letaknya di dada untuk dilindungi, dekat juga dihati untuk dikasihi. Karena dia adalah makhluk yang langsung diutus sebagai pencipta untukmu tertulis dalam lauh mahfudz.

Walaupun istri mungkin melakukan kesalahan. Memang dibenarkan untuk memukulnya seperti yang tertulis dalam An-Nisa ayat 34, namun ada tata cara-nya. tidak semena-mena dengan hawa nafsu dan amarah.

Mengenai “pukullah” ini, pukulan yang dimaksud adalah pukulan ringan yang tidak mengucurkan darah serta tidak dikhawatirkan menimbulkan kebinasaan jiwa atau cacat pada tubuh, patah tulang, dsb (dharb ghoiru mubbarih). Tujuannya adalah untuk mendidik, memperbaiki, dan meluruskan. Dan bukan pukulan yang keras hingga membuat istri takut dan lari dari suami.

Al-Qasimi menyatakan dalam tafsirnya bahwa para fuqaha menyatakan, “Seorang suami tidak boleh memukul istrinya dengan cemeti atau tongkat, tetapi cukup dengan tangan, kayu siwak,  atau dengan sapu tangan yang digulung. Artinya, pukulan itu tidak boleh mengakibatkan cedera, menyiksa, dan membabi-buta karena memperturutkan kemarahan. Cukuplah sekadar memberi pelajaran dan bukan untuk menyaikiti. Ingatlah bahwa para suami harus lebih berhati-hati menjaga taqwa dan takutnya pada Allah Subhanahu Wata’ala untuk membina rumah tangga."

Ketika nabi Ayub ditinggalkan oleh istrinya, beliau bernazar jika kelak ia sembuh, ia akan memukul istrinya 100 kali. Dan beliau melakukannya. Tapi dengan seikat lidi berjumlah seratus buah, dan memukul hanya sekali saja. (QS. Shad [38]: 44).

Dan juga seorang suami kepada isterinya ialah tidak memukul wajah isterinya, meski terjadi perselisihan yang sangat dahsyat, misalnya karena si isteri telah berbuat durhaka kepada suaminya. Memukul wajah sang isteri adalah haram hukumnya.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila seorang di antara kalian memukul, jauhilah muka” (Ini lafazh dari Abu Dawud, hadits no. 4493 pada kitab al-Huduud. Al-Bukhori meriwayatkan dalam kitab al-‘Itq dengan no. 2559. Muslim meriwayatkan pada kitab al-Birr was Shilah no. 2612. Dengan lafazh, “Apabila salah seorang diantara kalian memukul -saudaranya-, maka jauihilah memukul muka.” Lafazh Muslim lainnya, “Apabila salah seorang di antara kalian memukul saudaranya, jauhilah memukul wajah”)

Saat marah, Nabi juga tak ‘bermain tangan’ atau menyakiti fisik. Dalam kesaksian sang istri tercinta Aisyah, Nabi tak pernah sekalipun memukul wanita atau pembantu. Bahkan, ia tak pernah memukul apapun, kecuali jika sedang berjihad. (HR. Muslim)

Intinya, pukulan hanya ditujukan pada istri yang sangat durhaka sekali, yang tidak mengindahkan nasehat dan tindakan peringatan suami dalam bentuk pisah ranjang. Kejantanan seorang pria dapat turun secara drastis apabila ia sudah bermain fisik dengan wanita.

Selain itu juga tidak untuk memarahinya berlebihan, menghardik, menghina kekurangan, menjelek-jelekkannya didepan orang lain.

Rasulullah adalah suri tauladan yang patut ditiru. Beliau adalah sosok yang sangat romantis dan kasih sayang. Sepatutnya kita mengikuti bagaimana cara Rasulullah menghadapi istri ketika marah.

Pernah Rasulullah marah kepada Aisyah, lalu beliau berkata kepada Aisyah akfini ainak (tutuplah matamu) dan beliau berkata Taqarrabti (mendekatilah), lalu beliau mendekati Aisyah dan memeluknya sambil berkata Humairahku (marahku sudah hilang).

Pernah suatu hari Aisyah menyuguhkan minuman kepada Rasul ketika beliau pulang dari medan perang. Didepan pintu kota Aisyah dengan rasa rindu dan kangen yang mendalam sudah menunggu kepulangan kakanda dari perang dengan suka cita. Maka diberikanlah air minumnya itu kepada Rasul, lalu Rasul meminumnya.

Aisyah kemudian meminta kepada Rasul untuk juga minum segelas dengan Rasul (lihat bagaimana keromantisan mereka). Tapi saat itu Rasulullah menolaknya, Aisyah kebingungan karena biasanya mereka minum segelas berdua dan Rasul memberikan air minumnya, kenapa kali ini tidak? bingung Aisyah.

Akhirnya diberikanlah gelas dengan sisa air yang hampir habis itu. Tetapi kaget Aisyah dan lalu memuntahkannya. Ternyata air itu asin bukan manis. Ia memohon meminta maaf atas kesilapannya. namun lihat, Rasul memaklumi dan tidak memarahinya.

Ini bukan film sinetron, bukan pula film korea. Ini dunia nyata, sosok mana lagi yang lebih romantis dari Beliau. Hanya dengan memeluk Aisyah beliaupun reda. Ini boleh ditiru!.

5. Menyebarkan Aib dan Rahasia Istri

Istri kita itu juga kita, artinya aib istri kita juga aib kita. Rahasia yang dimiliki oleh istri juga rahasia kita. Oleh karenanya jangan sebarkan berita-berita aib-nya kepada orang lain. Rasulullah bersabda;
“Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim (2699))
Di dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda:
“Tidaklah seorang hamba menutupi (aib) seorang hamba (yang lain) di dunia melainkan Allah akan menutupi (aib)nya di hari kiamat.” (HR Muslim (2590) dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu.)
Begitupula dengan rahasia-rahasia Istri yang menjadi tanggung jawab suami untuk menjaganya.

Akhirnya Allah menyuruh suami-suami untuk mempergauli Istri dengan baik, lagipun jika ada yang tidak disenangi hadapi dengan sabar.

Allah berfirman: “Dan pergaulilah istrimu-istrimu dengan baik. Lalu, jika kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin engkau tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah subhana wa ta’aala memerintahkan para suami untuk mempergauli istrinya dengan baik, dan apabila suami tidak menyukainya agar bersabar.

Dalam hadits disebutkan: “Barang siapa menggembirakan hati istrinya, maka seakan-akan ia menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis karena takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya masuk neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah akan memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Saat suami memegang telapak tangan istri, maka bergugurlah dosa-dosa suami istri itu lewat sela-sela jari mereka.” (HR. Maisarah bin Ali, dari Ar-Rafi’, dari Abu Sa’id Al-Khudzri).

Ingat, suamimu itu bukan malaikat yang luput dari semua kesalahan, istrimu itu juga bukan bidadari yang sudah sempurna. Semoga tulisan ini dapat menjadi pelajaran, bekal dan bahan instrospeksi bagi kita semua, semoga keluarga kita jadi sakinah, mawaddah, warahmah, amin.

Sumber http://www.zulfanafdhilla.com/

Belum ada Komentar untuk "5 Dosa Suami Terhadap Istri Yang Sering Dilakukan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel