Model Pembelajaran Discovery Learning


Bapak/Ibu ingin memberikan model pembelajaran discovery learning kepada anak didiknya? Kami tahu bahwa Bapak/Ibu pengajar pernah mendengar model pembelajaran ini. Untuk itu, dalam melengkapi apa yang sudah pernah Bapak/Ibu dengar, kami memberikan langsung ditulisan kali ini. Yuk simak dibawah ini dan bagaimana menerapkannya.


Model pembelajaran menjadi salah alat penting yang selalu digunakan oleh para pendidik agar proses pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan akan membuat para siswa menjadi tidak jenuh, yang pada akhirnya akan memperoleh hasil yang lebih maksimal.


Dan Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan oleh para pendidik adalah model pembelajaran discovery learning yang menuntut para siswa untuk lebih aktif dalam memahami materi yang diberikan.


Nah, untuk memahami secara lebih jelas mengenai model pembelajaran discovery learning, berikut adalah penjelasannya.


Selain model pembelajaran ini, ada juga model pembelajaran kooperatif. Ingin mengetahuainya? Silakan baca diartikel tersebut.


Pengertian model pembelajaran discovery learning


Ibu ingin memberikan model pembelajaran  Model Pembelajaran Discovery Learning


Definisi terkait model pembelajaran discovery learning adalah cara yang digunakan oleh para siswa untuk membahami konsep atau pengertian serta hubungannya melalui proses intutif dengan cara melakukan observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan serta inferi sehingga pada akhirnya akan sampai dalam sebuah kesimpulan.


Selama ini, model pembelajaran yang diterapkan membuat para siswa menjadi pasif yang hanya secara terus-menerus menerima materi atau pengajaran dari guru. Sehingga dengan terciptanya model pembelajaran discovery learning diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam memahami materi dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi sendiri.


Dalam model pembelajaran discovery learning guru bertugas untuk membimbing dan mengarahkan para siswa untuk dapat belajar dan berpikir secara kreatif. Caranya adalah guru hanya menyampaikan materi secara garis besar dan selanjutnya para siswa ditntut untuk mencari informasi sebanyak mungkin, membandingkan, mengkategrikan, menganalisis, mengintegrasikan dan membuat kesimpulan.


Model pembelajaran discovery learning diterapkan dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar para siswa dapat dengan baik memahami materi yang dipelajari dengan cara menterjemahkan ke dalam bahasa ynag lebih mudah dimengerti oleh mereka.


Baca artikel lain yang menarik untuk dibaca. Permainan Anak Sekolah Dasar yang mendidik. Silakan baca diartikel tersebut.


Prosedur pengaplikasian model pembelajaran discovery learning


Untuk dapat mengamplikasikan model pembelajaran discovery learning kepada para siswa, terdapat beberapa hal atau prosedur yang harus dilakukan dalam kegiatan belajar. Berikut dibawah ini kami sajikan 6 bagian dalam prosedur pengaplikasian model pembelajaran ini.


1. Stimulation


Guru akan menjelaskan inti dari materi yang disampikan melalui contoh kasus. Yaitu, akan membuat para siswa merasa bingung sehingga akan mendorong mereka untuk mencari tahu atau menyelidikinya sendiri untuk dapat memahami materi.


Untuk membantu para siswa agar dapat lebih mudah memahami materi. Kemudian guru akan memberikan beberapa pertanyaan serta beberapa buku yang akan menjadi panduan bagi para siswa. Hal ini untuk mempermudah dalam mencari jalan keluar atau solusi dari masalah tersebut.



Stimulasi memiliki peran penting yang akan membuat para siswa untuk mengembangkan dan mengekplorasi materi yang disampaikan secara mandiri. Stimulasi dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada para siswa dan untuk menjawab pertanyaan tersebut para siswa harus menggali informasi lebih mendalam untuk dapat menemukan jawaban yang tepat.


Baca artikel ini: Model pembelajaran Inovatif


2. Problem Statement


Berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada para siswa. Guru mendorong para siswa untuk dapat mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Dengan cara melakukan identifikasi dan membuat hipotesis atau jawaban sementara untuk pertanyaan tersebut.


Problem statement akan mendorong para siswa untuk melakukan proses mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan. Bertujuan untuk dapat menemukan jalan keluar yang tepat. Tujuan dari problem statement adalah untuk melatih para siswa agar terbiasa pada saat menghadapi sebuah masalah. Sehingga dapat menemukan solusi atau jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.


3. Data Collection


Siswa harus mengumpulkan berbagai macam informasi yang di dapatkan dengan cara membaca dan memahami literature, mengamati objek, wawancara dengan beberapa narasumber. Melakukan uji coba yang nantinya data tersebut akan menentukan benar tidaknya hipotesis yang dibuat.


Untuk dapat membuktikan bahwa hipotesis yang dibuatnya benar, maka para siswa secara aktif akan berusaha untuk menemukan segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapinya. Untuk dapat mencari jalan keluar, siswa akan menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya.


4. Data Processing


Semua data yang didapatkan dari berbagai macam sumber akan di olah dengan cara melakukan klasifikasi atau pengelompokan. Dilakukan perhitungan dengan menggunakan cara tertentu, sehingga data akan menjadi sebuah informasi yang mudah dipahami oleh orang lain.


Data processing juga disebut sebagai tahap pengkodean atau kategorisasi. Yang nantinya ini akan membentuk suatu konsep yang membuat para siswa memiliki pengetahuan baru, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif jawaban atau jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Namun sebelum benar-benar digunakan, data processing perlu dilakukan pembuktian secara logis untuk menentuk layak tidaknya untuk dijadikan jalan keluar.


5. Verification


Data yang telah di kategorisasikan selanjutnya akan melalui proses pembuktian untuk menentukan benar atau tidaknya hipotesis. Selanjutnya, dibuat dengan apa yang yang ditemukan dimana. Kemudian akan kembali dihubungkan dengan data processing.


Verification bertujuan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan menyenangkan. Dimana guru akan memberikan kesempatan untuk para murid dalam menemukan konsep, teori, aturan serta pemahaman. Ini akan didapat melalui contoh kasus yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.


6. Generalization


Hasil yang diperoleh dalam verifikasi akan dijadikan sebagai prinsip dasar dari generalisasi. Dimana generalisasi disebut sebagai tahap akhir untuk menarik kesimpulan yang dijadikan sebagai prinsip utama. Sehingga, dapat digunakan disemua kejadian yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasinya terlebih dahulu.


Metode pembelajaran discovery learning akan membuat siswa berperan lebih aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran discovery learning juga akan melatih kemampuan para siswa untuk memecahkan suatu permasalahan. Selain itu juga, mencari jalan keluar atau solusi dari permasalah tersebut dan mencari cara agar masalah yang sama tidak terjadi lagi diwaktu yang akan datang.


 


Sumber

idekreatifguru.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-dan-langkah-langkah-model-pembelajaran-discovery-learning.html

penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2014/06/model-pembelajaran-discovery-learning-kurikulum-2013.html

ainamulyana.blogspot.com/2016/06/model-pembelajaran-discovery-learning.html



Belum ada Komentar untuk "Model Pembelajaran Discovery Learning"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel