Majas Persinifikasi pada Novel Sang Pemimpi
Guruberbahasa.com-Personifikasi dalam novel sang pemimpi
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. hasil analisis dalam novel Sang Pemimpi terdapat gaya bahasa personifikasi, yaitu sebagai berikut.
1) Dataran ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkkan tenaga dahsyat kataklismik (SP, 1). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena menganggap dataran bisa mencuat dan keluar dari kulit bumi, jadi seakan-akan dataran bisa keluar sendiri seperti benda hidup.
2) Sedangkan di belahan yang lain, semburat ultraviolet menari-nari di atas permukaan laut yang bisu berlapis minyak (SP, 1) .Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena semburat ultraviolet diibaratkan seperti benda hidup yang bisa menari-nari di atas permukaan laut, padahl kalimat tersebut menjelaskan bahwa menggambarkan sinar ultraviolet yang memancarkan sinarnya.
3) Jantungku berayun-ayun seumpama punchbag yang dihantam beruntun beruntun seorang petinju (SP, 2). Kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kata “jantungku” diibaratkan seperti benda hidup yang bisa berayun-ayun, padahal kata berayun-ayun tersebut menggambarkan keadaan jantung yang berdetak kencang.
4) Pancaran matahari menikam lubang-lubang dinding papan seperti batangan baja stainless, dan menciptakan pedang cahaya, putih berkilauan, tak terbendung melesat-lesat menerobos sudut-sudut gelap yang pengap. (SP, 4). Kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “pancaran matahari” diibaratkan sebagai benda hidup, yaitu bisa menikam lubang-lubang dinding papan, padahal kalimat tersebut menggambarkan terik matahari yang sangat panas.
5) Mendung menutup separuh langit (SP, 4). Kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “mendung” di atas diibaratkan sebagai benda idup yang dapat menutup langit, padahal kalimat tersebut menjelaskan bahwa dengan adanya mendung maka separoh langit terlihat gelap.
6) Kapitalis itu meliuk-liuk pergi seperti dedemit dimarahi raja hantu (SP, 8). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “kapitalis” diibaratkan sebagai benda hidup yang bisa meliuk-liuk, padahal kata “kapitalis” di atas menggambarkan kata sifat.
7) Maka muncullah bongkahan jambul berbinar-binar (SP, 11). Kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kata “jambul” diibaratkan sebagai benda hidup yang bisa berbinar-binar.
8) Sayangnya, gadis-gadis kecil itu rupanya telah dikaruniai Sang Maha Pencipta semacam penglihatan yang mampu menembus tulang-tulang. (SP, 12). Kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “penglihatan” diibaratkan sebagai benda hidup yang mampu menembus tulang-tulang.
9) Suara peluit menjerit-jerit (SP, 14). Kalimat tersebut dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena “suara” diibaratkan benda hidup yang bisa berteriak-teriak.
10) Otakku berputar cepat mengurai satu persatu perasaan cemas (SP, 18). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kata “otakku” diibaratkan hidup yang bisa berputar, tetati kalimat di atas menggambarkan bahwa menggambarkan pikiran yang tidak karuan dan sangat cemas.
11) Suara Nyonya Pho kembali menggelegar seperti pengkhotbah di puncak Bukit Golgota (SP, 20). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personfikasi karena suara diibaratkan hidup yang bisa menggelegar seperti pengkhotbah di puncak Bukit Golgota.
12) Sekarang delapan orang memikul peti dan peti meluncur menuju pasar pagi yang ramai (SP, 20). Kalimat tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa personifikasi karena kata “peti” diibaratkan seperti benda hidup yang bisa meluncur menuju pasar.
Sumber http://www.guruberbahasa.com/
Belum ada Komentar untuk "Majas Persinifikasi pada Novel Sang Pemimpi"
Posting Komentar